Untuk Kakak (Bagian Lima)
Hai, kak.
Untuk beberapa alasan, aku sedang banyak kerjaan menunggu jadi tidak sempat mengirimu surat. Tapi tetap aku selalu cerita dengan menulisnya disini, walaupun entah kapan akan kukirim kembali.
Apa kau menungguku? Ah, menunggu suratku, ya? Tentu saja, aku sendiri merasa punya hutang karena belum mengirimnya. Apa kau merindukanku? Kalau aku iya, beberapa hari yang lalu aku sangat ingin rasanya bertemu denganmu. Tapi, hanya aku tahan. Aku menahannya sampai mau gila, aku benar benar merindukanmu.
Saat ini masih sore, tiga hari kemarin cuaca benar benar cerah. Teriknya membuat peluhku keluar, anginnya yang silir membuat daun daun di dahan itu bergerak seirama dan awan awan di langit bergerak sesuai perputaran bumi membentuk gelombang gelombang yang senada.
Banyak hal menakjubkan di dunia ini walaupun hanya singkat. Begitu singkat untuk bisa dinikmati. Momen momen diwaktu tertentu, begitu manis. Seperti melihat matahari terbenam, merasakan kehangatannya, deburan ombak yang saling kejar hingga menabrak karang karang bebatuan tempat kita duduk begitu pula dengan angin laut yang mengundang aroma garam saat kita hirup.
Walaupun momen momen itu singkat, tapi sangat indah. Belum tentu esok kan bisa melihatnya kembali.
Aku menyukai sunset, kehangatan dan sinarnya membuatku ingin menatapnya tanpa kedip. Aku memang menyukainya, tapi tidak lantas aku berupaya membawa matahari itu pulang. Kalaupun memang bisa dibawa pulang, aku tetap tidak akan melakukannya.
Aku juga menyukai embun di pagi hari, dia sangat indah. Kenapa bisa begitu indah? Karena embun itu tidak menetes, jika menetes maka tak ada lagi embun.
Semuanya begitu, kita menyukai sesuatu bukan berarti harus memilikinya. Mungkin hanya dengan melihat maka dia akan tetap indah. Jika kita mengambilnya, ngotot ingin memiliki, takut kehilangan maka yang ada hanya perasaan keegoisan diri sendiri. Tak akan ada lagi sunset jika tanpa matahari, tak ada lagi embun di pagi hari.
Cinta sejatinya juga seperti itu, jika kita mencintai seseorang, mungkin dengan membiarkannya maka semua akan baik baik saja. Kalau kita ngotot ingin pacaran, ingin memilikinya seorang diri, takut jauh jauh darinya, maka siapa tahu esok lusa malah dia enggan denganmu, dia memilih yang lain. Sama saja dengan menjaga jodoh orang, dong?
Tak ada yang mengetahui hari esok, kejadian hari esok dan nasib seseorang kecuali Allah Sang Pencipta kita. Biarlah hari ini tidak baik, siapa tau esok akan mendapat yang lebih baik. Lepaskan, mungkin kita sedang disiapkan hal yang lebih indah. Lepaskan, maka saat itulah kita belajar menjadi lebih dewasa.
Kak,
Saat ini sudah memasuki awal bulan dan awal tahun masehi. Banyak yang membuat resolusi, membuat wish dan permohonan entahlah. Apa keinginanmu tahun ini, kak? Kalau aku, tidak membuat harapan apa apa. Setiap hari bagiku adalah awal sebuah kisah yang baru. Tidak ada bedanya. Jadi, aku selalu meminta yang terbaik setiap hari agar bisa selalu bersyukur akan nikmat yang aku rasakan setiap harinya.