Pembullyan Karya

Katanya, semua seniman punya karakter masing-masing. Iya, gue sendiri mengiyakan kata-kata itu.

Eh ya, selamat datang 2014 :) *back to topic*


Tapi kadang, karakter seseorang bisa sama walaupun mereka nggak kenal sebelumnya, kita sebagai orang yang kenal duluan dengan teman/orang lain yang kita kagumi akan mengira orang lain yang membuat karya yang mirip karya orang tersebut telah meniru gaya karakter teman kita/orang yang kita kenal sebelumnya, padahal tidak. Kita nggak berhak menghakimi orang dengan cara nyidir, jadi kritikus itu yang gentle dikit kalau mau nyacat karya. 

Nggak usah nyidir-nyidir begini, “Kayaknya gue kenal karakter gambar lo, mirip sama si A lho” atau bahkan, “Gambar lo sama kayak punya si A, kok bisa mirip gitu sih ya?”

Walaupun kata-kata diatas itu tertuju untuk menanyakan kepastian atau alasan dari si pembuat karya, namun kebanyakan orang yang bertanya seperti itu jarang akan mendengarkan apa yang akan dikatakan oleh si pembuat karya. Mereka hanya akan tetap menganggap karya itu hasil plagiat, hasil menjiplak, hasil mencuri ide.

Stop bullying, please! You need to listen what they say.

source
Kalau cuma sekedar menyindir lewat sosial media, video atau memposting lewat blog atau apapun itu hanya akan menimbulkan isu-isu yang semakin besar. Orang yang seperti itu sama saja dengan provokator/penyebar gosip. Seorang provokator akan membubuh-bubuhi kata-katanya dengan suatu bumbu penyedap agar kesannya terdengar “wah” jika dibaca/didengar orang lain. Lalu orang yang mendengar/membaca tersebut akan terpancing dan penasaran dengan berita tersebut, ada yang mengorek informasi lebih lanjut, ada yang ikut-kutan ngomong padahal nggak ngerti, ada yang bikin status dengan berita tersebut dan akhirnya pembaca ke pembaca, pendengar ke pendengar makin bertambah, maka masalahnya akan makin besar dan semua orang yang sudah terlibat itupun tidak tahu kebenarannya dan hanya akan menganggap si pembuat karya tersebut tadi tetaplah sebagai plagiat. Nama baik siapa yang akan tercemar? Ya tentu si pembuat karya. Tapi siapa yang membuat nama baiknya tercemar, jelas si provokator (dan mungkin dirinya sendiri kalau dia emang plagiat).

Udahlah, jadi orang itu yang kalem aja. 

Diem, nggak perlu sok tau dan cari tau masalah orang lain. Udah ada yang ngatur disana nanti kalau emang dia berkarya dengan cara curang.
Jadi, pesan gue hanya satu. Jadilah pengamat yang bijak, bicarakan masalah dengan orang yang bersangkutan melalui email/pesan pribadi dan jangan pernah membulli orang lain (apalagi tidak kita kenal) melalui berita yang belum jelas kebenarannya. Sekali lagi, diem aja kalau nggak tau.


Semua orang punya alasan untuk melakukan pembully-an terhadap seniman lain misalnya,
1. Karena merasa tersaingi
2. Mencari kelemahan seniman lain dengan menjelek-jelekkan karyanya
3. Membuat isu/berita yang belum jelas kepastiannya
4. Ingin menjadi sorotan publik dengan mencemarkan nama baik orang lain
5. Iseng cari musuh


Kalau udah berhasil membuat nama baik orang lain jelek, biasanya si pelaku (provokator) tersebut cengar-cengir di depan HP.

Semua orang bisa berkarya, karya apapun itu. Tapi mau bagaimanapun orang itu meniru gaya/karakter orang lain, tidak akan pernah sama detailnya, tidak akan pernah mirip maupun kita bilang itu “mirip dengan karya si..”
Ada sebuah metode, dimana seseorang membuat karya yang mirip dengan karya orang lain, tapi maksud dari pembuatannya bukan untuk memplagiat, tapi untuk bahan acuan atau sebagai referensi. Ada istilahnya sendiri untuk hal ini, tapi gue lupa apa namanya.

Contoh kecilnya adalah gue, gue bikin karya doodle, mirip dengan salah satu konsep Kerby, gue tahu si Kerby ini adalah doodler yang udah dewa bangetlah gambarnya. Tapi, mau bagaimanapun gue mengikuti karakternya, itu nggak akan bisa, karena gue tahu, karakter gue dan dia udah beda 180 derajat. Makanya gue bikin konsep yang mirip tapi beda. Tapi kalau kalian bilang gue plagiat itu salah, karena pertama gue nggak niat memplagiatin si Kerby ataupun karyanya, kedua karena dengan membuat karya yang sama dengan si Kerby, gue bisa mengoreksi karya gue sendiri dengan membandingkannya setelah selesai gambar. Guepun gambarnya nggak sama persis, ada beberapa bagian yang gue rombak dengan karakter gue sendiri.

Disisi lain, gue cuma mau membuktikan kalau meniru karya itu nggak semua dianggap plagiat.
Karena konsep dan ide itu hampir sama, tidak ada yang orisinil. Kita hanya dituntut untuk mengembangkan konsep atau ide yang sudah ada tersebut menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. << Ini kata-katanya siapa gitu, gue lupa.

Tapi jangan samakan plagiat dengan cosplay, udah beda lagi kalau itu. 
Plagiat itu ciri-cirinya nggak mencantumkan sumber. Kalau cosplay, emm coba searching aja sendiri ciri-cirinya.

So, I mean, kalau sebuah karya itu berhasil ditiru dan menjadi acuan orang lain artinya karya tersebut telah berhasil dan sukses mempengaruhi orang lain serta menjadi the best art ever, i think :))

Selamat berkarya!

Setiap karya bisa dikritik, tapi setiap kritik bukanlah karya

Artikel ini nggak ditujukan ke siapa-siapa, hanya iseng dari unek-unek pikiran pribadi. Thanks!

40 comments:

  1. :n kunjungan pertama kesini :) btw, emang bener, mamaku juga bilang gitu setiap aku ragu sama ide dasar untuk novelku: udah hampir gak ada cerita orisinil lagi.
    Sejujurnya aku ini masuk ke kelompok anti boyband-girlband plagiat Indonesia, karena menurut aku mereka bukan meniru style, tapi jati diri dari seniman yang mereka tiru. Tapi pada kenyataannya, emang susah untuk gak main aman dalam industri entertaiment. Kalau mau cepet terkenal, susah kalau masih mikir 'orisinil', 'orisinil', 'orisinil'...

    Tapi kenyatannya emang fenomena 'hampir gak ada lagi yang orisinil' jadi bikin seniman pemalas untuk beneran plagiat dan berlindung dibalik fenomena itu, harus kita akui.

    Tapi ini cuma opini lho, kak, opini :q

    Salam kenal ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Taradusces!! Salam kenal kak Rachel!
      Iya opinimu bener kok, karena opini itu nggak ada yang salah haha. Tapi dalam industri apapun, sebaiknya mempertimbangkan lagi kalau mau membuat sebuah karya, walaupun bener kata mamanya kak Rachel, tapi harus tetep bisa menyajikan "sesuatu yang beda" dan jadi "ciri khas" si seniman / si pembuat karya.

      Delete
    2. kunjungan perdana mbak..

      slmt pagi... http://citramediatica.com/

      Delete
  2. "Meniru karya itu nggak semua dianggap plagiat.
    Karena konsep dan ide itu hampir sama, tidak ada yang orisinil. Kita hanya dituntut untuk mengembangkan konsep atau ide yang sudah ada tersebut menjadi lebih baik dan lebih baik lagi."

    ini! aku setuju banget 10000%!

    ReplyDelete
  3. Wah, siapa yang bilang gitu, Fi?
    Menurut gue, tiap seniman ngga mungkin punya karakter yang sama. Kalaupun mirip, berarti itu adalah bentuk pencarian jati diri dari orang yang nge-mirip-in gambarnya... sampai dia punya 'rasa' sendiri di karyanya. Lagipula,yang namanya mirip ngga harus karya seni kan. Gue bahkan punya temen kuliah yang pas pertama kali ketemu bilang, 'Njir. Ini mirip temen gue (semasa SD) banget nih!'

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, tapi karakter itu nggak cuma berupa karya, kepribadian cuma mencerminkan karakter seseorang 'kan?
      Si abang ini, hahaha di artikel itu sih nggak lagi ngomongin mirip atau enggak, cuma membahas tentang stop bullying of art. Karena orang yang suka ngebully gitu, bibirnya kemana-mana, istilahnya adu domba antara si A dan si B dalam hal "berkarya"

      Delete
  4. iya sih, meskipun objeknya sama tapi pasti ada perbedaan. #ini #gue #ngomong #apa #ini #bukan #instagram #salahgaul

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yoi bener, asal cantumin sumber referensi dari siapa hehe.

      Delete
  5. Abis di Bully ya Nof? Sini kasih tau gue sapa orangnya. Mau diapain? Nggak diapa-apain kok cuma tanya doang hahahaha...
    Yang sering (akhir-akhir ini) gue baca tentang bullying karya itu tentang blog. Tentang judul blog, tentang personal blog, nama samaran author blog, dll. Misal, dih bikin nama "bla bla bla" mirip sama Si Mawar (bukan nama sebenarnya), itu lo si Comic handal di Indonesia, padahal si Mawarnya udah gak bikin karakter seperti lagi", atau yang gini "ah masak nama dibodoh-bodohin awas jadi bodoh beneran dan permanen". Belum tau alasannya aja udah nyocot.

    Saran dikit boleh ya? Line spacing blog lo agak rapet, kebiasaan baca yang space 1.5 hehehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yaelah makaseeh loh udah tanya doang haha.
      Iye, gue juga gedek sama orang yang seringnya ikut-ikutan doang.
      Oke, ntar gue perbaiki coba.

      Delete
  6. there's nothing new under the sun.
    semua hal bisa kita tiru, kemudian kita kembangkan. bukan berarti menjiplak. karena kita mengembangkannya.
    masalahnya, mulut orang yang iri kadang lebih tajam daripada gergaji. jadi, lebih baik kita abaikan saja.
    haha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hokya, gue setuju. Memang meniru itu nggak semua dianggap plagiat tapi jangan disalahgunakan juga :))

      Delete
  7. bener banget nih, setiap orang pasti bedalah, walau mungkin sedikit sama, itu bukan berarti menjiplak, mungkin bisa aja hanya terinspirasi, atau yang lo bilang, nggak sengaja sama, intinya harus saling menghargai dan nggak boleh su'udzon ya. :)

    ReplyDelete
  8. Setuju nih! Gak ada ide yang bener-bener orisinil. Kita pasti biasa make elaborasi ala Jepang: niteni (pelajari), niroake (meniru) dan nabae (menambahkan/membuat yang lebih bagus). Tapi kalo udah plagiat sih ya beda lagi urusannya hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Niteni dalam bahasa Jawa diartikan "Memperhatikan" haha. Makasih kosa katanya kak, ilmu tambahan :))

      Delete
  9. kebanyakan orang yang cuman bisa nge-judge seenaknya sering bilang "wah ini mirip sama punya si X, kamu njiplak ya?". dan orang itu gak mikir kalo kita gak serta merta njiplak karyanya, karena kita juga butuh proses ngebuatnya, dan lebih ke terisnpirasi aja sih sebenernya bukan meniru secara terang-terangan.
    (lah malah ikutan curhat haha) :b

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha pasti lo habis ngalamin ya, Fer? Cupcup~

      Delete
  10. jadi gak boleh bang, nilai orang buruk owh iya bang, follow balik yah bang :D

    ReplyDelete
  11. yang penting kalo merasa bisa berkarya, berkarya saja terus. asal jangan sudah merasa gak mampu lalu ngaku-ngaku. ya toh? hehehe

    ReplyDelete
  12. Nah, gue setuju sama elo tentang hal ini, Nof.
    Meniru seseorang bukan berarti plagiat. Untuk menjadi lebih baik pada sesuatu yang ingin kita kembangkan. Pasti kita membutuhkan yang namannya referensi. Kita butuh yang namanya inspirator, supaya bisa memahami, lalu menganalisanya agar bisa semakin berkembang. Setiap orang pasti mempunyai karakter yang berbeda-beda. Intinya boleh kok sama, tapi jangan di sama-sama kan. Hehe.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya bang, jangan disama-samakan dan jangan disalahgunakan aja dalam meniru karya, karena akibatnya bisa fatal hoho

      Delete
  13. biasa itu nof, saya juga waktu pertama coba bikin karya digital art sering liat karya teman-teman yang sudah senior sebagai acuan/inspirasi. tapi bukan meniru loh, beda itu!!! :t

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha semua perlu pertimbangan dalam menghasilkan sesuatu yang hebat.

      Delete
  14. suka kata-katanya :O: tapi emang bener sih. . hhahaha, baiknya ya itu kalo mau komentar cari tau dulu kebenarannya :P

    ReplyDelete
  15. ini kaya gini nih yang perlu dibaca orang-orang yang asal ngomong . nice post nof

    ReplyDelete
  16. Menurut gue semuanya pasti pernah yang namanya plaigiat yang disengaja ataupun yang tidak disengaja :t tapi dari awal itu semua bakal tercipta karya yang orisinil dari kita, butuh waktu aja sih untuk nemuin jati diti :s

    ReplyDelete
  17. kadang orang yang suka membuly, merasa dia yang paling bisa~

    ReplyDelete
  18. Bener banget mas.
    Sebenarnya gak ada hal baru di dunia seni. Yang ada kita meniru lalu me remix nya sesuai dengan kemampuan kita. Meniru itu bukan bermaksud untuk plagiat tapi belajar sebagai acuan.
    Sepertinya nasib seniman yang masih mengandalkan acuan dari karya orang lain emang seperti itu mas.

    ReplyDelete
  19. Aduu mending ngomong ringan yang bukan kritik. ~ ~

    ReplyDelete
  20. masukan yang keren nih buat gue:b
    eh iya, mang plagiat sma cosplay itu mirip ya?:j, setau gue plagiat itu peniru karya orang trus cosplayer itu ya orang2 yang suka maenan costum2 anime gitu

    ReplyDelete
  21. Setuju deh (y)
    Karena manusia itu menuliskan apa yang telah dia baca. Itu salah satunya

    ReplyDelete
  22. ijin nyimak artikelnya...


    slm kenal... http://citramediatica.com/

    ReplyDelete
  23. weh tumben ki blog mu ringan leh ku ngakses...
    hahaha...
    cen nek dinyek ki yo loro sih,,,. opo neh wes nggambar kesel kesel, koyo pengalamanku.
    yo meh piye neh yo, lha uwong beda beda selera'e. tapi nek dingonokke yo tetep loro :q

    ReplyDelete

Berkomentarlah seperti kalian bertamu ke rumah seseorang. Adab yang baik menimbulkan kesan yang baik pula. Terima kasih.

Rian Nofitri

Powered by Blogger.