Biar Foto yang Bicara
![]() |
Cr: Rian Nofitri |
Ada ungkapan menggelitik dari Agan Harahap dalam artikelnya yang gue baca di Qubicle (https://qubicle.id) beberapa waktu lalu dengan judul Project Mercury (http://qubicle.id/story/project-mercury-2)
"Sebuah foto tidak akan pernah bersifat obyektif. Fotografer adalah individu yang mempunyai opini, penilaian, kepercayaan, dan lainnya sehingga apa yang dia bidik dan kapan dia memencet tombolnya membawa kadar subjektivitasnya sendiri."
![]() |


Memang, dalam dunia fotografi, semua orang dapat dengan gamblang berkomentar macam-macam setelah melihat hasil sebuah foto. Tapi tidak bisa kita pungkiri, teknik fotografi itu tidak hanya sekedar menyuguhkan gambar begitu saja.
"Begitu banyak daya dan upaya orang untuk memaksimalkan teknologi demi tampilan sebuah foto. Baik itu untuk sekedar selfie maupun sampai foto-foto berita."Foto itu sudah 'tidak jujur' dari awal. Itu yang gue ambil dalam makna sebuah fotografi. Tidak jujur dalam hal apa nih maksudnya? Dalam teknik fotografi, dari sejak awal ingin memotret, kita sudah pasti menyiapkan kamera. Entah kamera HP, kamera DSLR atau kamera jenis lainnya. Disana, tidak bisa kita cekal, bahwa kita juga bermain 'editing' karena sistem kamera memang dilengkapi dengan sistem pengaturan. Salah dong, kalau kita mengomentari orang yang fotonya terlihat enggak real, dengan bilang, "wah editan nih!" Loh, ya memang editan, bawaan kamera saja sudah menerapkan sistem pengaturan brightness, contrass, white balance dan lain sebagainya. Masa iya itu nggak termasuk edit? Walaupun memang yang dimaksud 'edit' dalam komentarnya adalah pengaturan setelah foto ditransfer ke aplikasi editing foto.
Ilmu fotografi tidak secetek itu, lho, teman-teman. Karena kita lihat para fotografer profesional, adakah dari mereka yang tidak menerapkan editing dalam fotografi mereka? Justru editing ini sangat diperlukan. Belajar editing dalam fotografi itu sah. Asalkan jangan sampai diluar kewajaran dan menimbulkan orang lain berekspetasi berlebihan.
"Dalam kaitannya dengan era sosial media, fotografi tentu saja bisa dengan semena-mena membentuk dan menggiring opini publik tentang suatu hal."Kesimpulannya, foto yang disajikan begitu saja tanpa diedit juga bisa saja dilakukan karena melihat beberapa faktor. Salah satunya memang foto tersebut jika diedit lagi malah tidak pantas dan berlebihan. Ini hanya soal keterampilan dan kreativitas dalam mengambil sebuah foto. Karena foto juga bisa mengandung banyak opini seperti yang dibilang Agan Harahap.
![]() |
Cr: Rian Nofitri |
Seperti foto yang saya ambil ini. Ini bukan editan dari aplikasi fotografi, tapi emang gue memanfaatkan sistem pengaturan di kamera, maka dari itu kecepatan, kontras, ISO dan lainnya sudah saya setting terlebih dahulu sebelum membidik objek. Kira-kira kalau melihat foto ini, opini apa ya yang bakal orang-orang komentarkan? Hoho. Yah, biar foto yang bicara.
Begitulah wawasan baru yang gue dapatkan dari Qubicle, sebuah social content network yang lagi banyak banget membahas artikel menarik. Bagi kalian yang ingin kepoin atau membaca artikel dengan konten singkat dan keren. Bisa menghubungi Qubicle lebih lanjut di beberapa social media:
Facebook: Qubicle
Twitter: @Qubicle_ID
Instagram: @Qubicle_ID
Youtube: Qubicle_ID