Tentang Menulis dan Buku

Saya suka kutipan dari mbak Helvy Tiana Rosa dengan sedikit tambahan dari kata-kata saya, “Menulis itu mudah. Tapi bagaimana agar tiap huruf berarti dan bisa membuat pembacamu bergerak ke arah yang lebih baik, tanpa kau gurui — itu yang harus kau pikirkan. Menulis itu sebenarnya sama dengan berbicara, hanya saja itu kau catat.”

Jadi, banyaklah baca buku. Karena bobot seseorang itu dilihat dari banyaknya buku yang ia baca. Dan menulislah (yang baik-baik) agar tulisanmu bisa dibaca olehmu atau orang lain, kamu tidak akan tau berapa besar pengaruh tulisan itu untuk orang yang membacanya atau untuk dirimu sendiri.

Lidah dan tulisan sama-sama senjata yang tajam. Bedanya, satunya diucapkan dan satunya lagi dicatat.

Dan, jika kamu salah bicara hingga menyakiti orang, maka kamu akan susah menarik ucapanmu. Namun, jika kamu menulis dan salah berkata-kata, semoga ada kesempatan menghapus dan mengeditnya sebelum dibaca orang lain.

: )
Dan yang paling saya sukai adalah, “Sebaik-baiknya teman sepanjang waktu adalah buku. Dan sebaik-baiknya buku adalah Al-Qur'an.” Nasehat siapakah ini?

Jadi, pesan saya teh jangan lupa sempatkan baca Al Qur'an disela-sela baca buku-buku yang lain. Hehehe.

Banyak sekali ku temukan puisi-puisi atau rangkaian kata yang mendefinisikan ‘menulis’ dan 'buku’. Coba ketik saja di mesin pencarian terpopuler, jutaan orang mempunyai quote-quote terbaiknya untuk dua hal tersebut.

Lalu kita ingat dan pelajari kembali, mengapa salah satu mukjizat Rasulullaah Shallallaahu'alayhi wa sallam adalah sebuah buku? Sebuah kitab, kitab suci, yaitu Al-Qur'an yang sampai sekarang kita sebagai muslim masih bisa merasakannya.

Jika ditinjau, ada beberapa Nabi yang memiliki mukjizat berupa kitab juga, tapi tidak seperti Al-Qur'an yang langgeng. Kitab-kitab mereka tidak permanen dan hanya berlaku untuk umat yang ada pada masa mereka.

Al-Qur'an wujud dari sebuah buku yang memuat berbagai macam pelajaran untuk orang-orang yang mempelajarinya. Allaah telah memberi satu pelajaran melalui; kenapa Al-Qur'an diturunkan. Salah satu yang bisa diambil adalah Al-Qur'an hadir dalam bentuk buku dan memuat banyak kalimat-kalimat indah. Dan melalui tulisan, umat Rasulullah 
Shallallaahu'alayhi wa sallam dapat mudah membaca, mempelajari, dan mengamalkannya meskipun setelah wafatnya beliau.

Pesan-pesan Allaah kepada beliau beserta ummatnya, cerita yang memuat kisah sejarah, berbagai macam pengetahuan tentang banyak hal, macam macam perintah dan larangan dari Allaah dan lainnya terangkum sempurna dalam Al-Qur'an. Entah Al-Qur'an yang kita miliki, maupun yang ada di Amerika, Arab atau di negara-negara lain pun semua isinya sama. Terjaga keasliannya dari sejak pertama Al-Qur'an diturunkan.

Nah, begitulah kira-kira. Dengan menulis, tulisan bisa dibaca turun temurun walaupun penulisnya sudah tiada. Jika tulisannya bermanfaat, insyaa Allaah jadi amal ibadah yang tiada putusnya bagi si penulis. Begitu juga sebaliknya.

Mari biasakan membaca buku. Terlebih baca Al-Qur'an.

Biasakan juga untuk menulis. Sehari biasakan menulis. Meski sedikit.
Powered by Blogger.