Bongkahan Garam
Begitulah.
Timeline isinya hanya cinta-cintaan. Kamu boleh saja update tentang cinta, galau tentang cinta, atau terserahlah apapun itu dengan hal-hal yang berurusan dengan kata 'cinta'. Tapi jangan terus-terusan. Aku bukannya anticinta atau gimana-gimana, aku juga sama, kadang ngebahas hal tersebut, aku cuma jijik kalau orang hidup yang dibahas cuma seputar masalah cinta. Dangkal banget! Hidupnya cuma untuk galau masalah cinta.
Hidup tanpa cinta memang mustahil, karena cinta itu anegrah, tapi tolong kecerdasannya dalam mengolah cinta yang kamu dapat. Kamu nggak bakal mati kok tanpa cinta. You will not die without love, okay.
Sejatinya, rasa suka tidak perlu diumbar, ditulis, apalagi kau pamer-pamerkan. Semakin sering kau mengatakannya, jangan-jangan dia semakin hambar, jangan-jangan kita mengatakannya hanya karena untuk menyugesti, bertanya pada diri sendiri, apa memang sesuka itu”
--Tere Liye, novel "Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah”
Hidup ini bukan melulu soal perasaan, galau, jatuh cinta, dan sebagainya.
Itu benar, hidup tanpa cinta bagai makanan tanpa garam. Tapi silahkan saja urus itu cinta, kalian cuma makan garamnya saja. Nggak pakai nasi, nggak pakai lauk, sayur, cuma bongkahan garam, dinikmati sana.
-Tere Liye-