Untuk Kakak (Bagian Satu)
Hai, kak.
Saat ini aku sedang begitu yakin kalau kakak sedang membaca ini dengan terheran heran dan bingung. Ya, ya, memang ini tidak wajar sama sekali. Tiba tiba ada surat dari orang yang tidak dikenal dan isinya pun tak jelas. Taukah? Ini merupakan surat pertamaku, oh, bukan benar benar pertama sih, karena surat pertama yang aku buat adalah ketika aku duduk di bangku SD dan ada pelajaran Bahasa Indonesia, saat itulah aku menulis surat pertamaku tentang menanyakan kabar kepada nenek nun jauh disana. Maksudku, ini adalah surat pertamaku untuk kakak. Surat yang aku buat saat manusia manusia di rumahku sudah terlelap, tinggal adikku dan aku yang masih sibuk dengan gadget masing masing.
Udara malam ini sedang gerimis, sedikit dingin tapi menyejukkan. Rasanya nyaman untuk menemani tidurku. Apa kakak suka gerimis? Aku suka, suara hujan yang menenangkan. Bukankah itu indah?
Apakah kakak tau hal paling romantis dari gerimis atau hujan? Yaitu, hujan tidak pernah mengeluh dan selalu mau kembali walaupun sudah jatuh berkali kali. Terdengar seperti ketulusan yang mendalam, ya.
Kak, dulu aku tidak suka hujan.
Hujan membuatku menderita. Membuatku gatal, membuatku alergi, membuatku teringat hal hal manis yang pernah terlukiskan, membuatku terlarut dalam kesedihan, membuatku lemah dan aku selalu tidak bisa kemana mana saat hujan turun. Tapi, ketika aku menilik lebih jauh, aku mengerti kenapa banyak orang menyukai hujan. Hujan adalah hal terindah dari Sang Pencipta, hujan membuat banyak orang bersyukur, seperti para petani, anak anak sekolah yang akhirnya mempunyai alasan minta antar ke sekolah atau malah punya alasan untuk basah basahan bersama teman. Mungkin maksud anak anak ini agar bisa membuat kenangan setelah besar, mengingat saat kita kecil suka sekali hujan hujan tapi kena omelan juga. Hujan adalah hal paling menyenangkan, bisa membuat kita lebih rileks, lebih adem, udara jadi sejuk sampai benar benar kedinginan dan bau tanah yang tersiram air hujan sangat tidak bisa aku jelaskan, sangat enak, sangat harum, sangat entahlah, yang jelas aku sangat menyukainya.
Hujan ternyata menyenangkan, dengan hujan aku bisa menyembunyikan tangisanku. Malu ketika ada yang melihatku menangis, aku tidak biasa. Hujan juga sangat mengerti, walaupun kadang membawa pikiranku untuk bernostalgia dengan lembaran yang lama tapi hujan tidak membiarkanku untuk belarut larut dalam kenangan itu. Itulah kenapa ada pelangi setelah hujan. Ada kebahagiaan yang menunggu di depan sana.
Kak,
Aku tidak tahu kenapa aku tiba tiba ingin menulis surat seperti ini. Hanya terlintas sepintas di pikiranku bahwa aku ingin menulis surat untuk kakak. Ini membingungkan, tapi aku tidak ada maksud lain selain ingin bercerita lewat surat. Aku tidak ingin membuat kakak bingung, hanya satu hal yang boleh kakak tau dari aku, aku adalah seseorang yang menyukaimu.
Kakak tidak perlu mencari tahu siapa aku, aku hanya anak yang selalu menyukaimu dan ingin berbagi cerita saja melalui surat ini. Aku hanya ingin kakak yang membaca surat ini, bukan orang lain, bisakah kakak lakukan? Dengan tidak menceritakannya pada siapapun. Saat ini ada jarak yang membuatku terlihat jauh dari kakak, aku tertinggal. Mungkin dengan cerita seperti ini membuatku jadi merasa dekat dengan kakak lagi. Tidak perlu untuk menanyakan kepada teman temanmu tentang aku, karena aku yakin mereka tidak akan tahu siapa aku. Maafkan aku jika itu membuat kakak semakin bingung. Kakak hanya perlu menerima, membaca dan menyimpan surat ini. Eh, atau mau dibuang juga tidak masalah, namun aku akan selalu mengirimimu cerita setiap ada kesempatan menulis surat seperti ini lagi. Tapi memang akan selalu aku sempatkan, sih.
No comments:
Berkomentarlah seperti kalian bertamu ke rumah seseorang. Adab yang baik menimbulkan kesan yang baik pula. Terima kasih.
Rian Nofitri