Kemarau Musim Hujan
Surat untuk penyuka hujan sepertimu.
Teruntuk kau kekasihku di sepanjang musim kemarau.
Selamat pagi, sayang.
Ini sudah musim hujan. Tak ada lagi kekeringan. Tak ada lagi tanaman yang tak semangat menyambut pagi. Mereka sibuk dengan rasa syukur dan harapan akan hari ini semoga hujan. Menyenangkan. Melihat mereka begitu riang ketika hujan mulai melepas setetes air bagai anak panah, turun melesat jauh ke dasar bumi tanpa ampun. Jatuh dan lenyap seakan begitu dalam menusuk. Membuat aroma dan warna tanah berubah seketika. Ah, kemarau seperti diriku pun menyukai aroma semerbak tanah nan basah akan hujan.
Saat hujan tak lagi bersahabat bagi pekerja sekolah maupun kantoran. Pepohonan itu tetap bersenandung semoga hujan tak pernah berhenti.
Hewan bersyukur mendapati hujan. Pun mereka berkeluh kesah mencari tempat berlindung. Kemarilah nak, kau bisa berteduh dibawahku. Mungkin tak senyaman mereka para kesuburan, namun aku jua tak semenyedihkan si tumbang. Uh, atau aku memang malah jauh menyedihkan.
Kau adalah orang-orang familiar yang menyukai hujan, kau sangat sangat menyukai hujan. Tak peduli bagaimana.
Aku menilai kita tak lagi sama, apakah pengaruh musim? Semenjak kemarau mulai meninggalkan bulan Maret, kau lantas jua meninggalkanku. Kau sibuk dengan musim hujan; orang baru.
Menyenangkan kah mereka yang kau sebut orang-orang musim hujan?
Walau aku adalah kemarau, kurasa aku juga akan jauuuh lebih baik di musim hujan seperti ini. Bukankah kau memikirkan hal yang sama? Namun kau memilih menjadikanku sebagai teman musim kemarau saja. Tak mengapa, kupikir. Kurasa suatu saat aku akan mengerti maksudmu.
Tak apa, ku siap menunggu pergantian musim berikutnya. Walau aku kemarau, aku tak pernah kekeringan karena hadirmu. Yah, namun aku saat ini benar-benar kekeringan walau musim hujan. Karena kau tak ada disisi.
Kemarau sepertiku juga memiliki harapan; semoga kau baik-baik saja di musim hujan.
Akan ku keringkan rambutmu ketika basah. Kupeluk agar kau tak menggigil kedinginan. Kau bisa berteduh denganku agar tak meriang esok hari. Semoga kau baik-baik saja di musim hujan. Kemarau sepertiku juga memiliki harapan.
Salam kekeringan di musim hujan,
Musim kemarau.
This is the precise weblog for anybody who needs to seek out out about this topic. You notice so much its almost arduous to argue with you. You positively put a brand new spin on a subject that's been written about for years. Nice stuff, simply nice!
ReplyDelete