Benar dan Salah


Saat kita bertemu orang yang salah, kita berhadapan dengan dua opsi. Pertama, apakah kita akan terbawa arus dengan habitatnya yang bisa merubah kehidupan kita atau yang kedua, kita memilih bertahan di belakang pagar yang menjadi kandang kita dan tetap bertahan dengan prinsip yang kita punya.

Saat kita bertemu dengan orang yang benar pun kita tetap berhadapan dengan kedua opsi tersebut.

Jika terbawa arus, maka bersiaplah dengan ombak besar yang bisa kapan saja menggulung perahu yang kita naiki. Jika tetap berdiri di belakang pagar maka bersiaplah untuk angin besar yang mungkin kapan saja bisa menjadi badai dan menghancurkan pagar itu. Ya, semua pilihan kita apapun itu akan memiliki resikonya masing-masing.

Jalan yang berliku dalam perjalanan yang jauh memang lebih membuat perjalanan terasa lama, namun dibalik itu kita terhindar dari rasa kantuk dan lebih bisa berhati-hati dalam berkendara. Tapi, jalan yang terus lurus tentu saja membuat kita jadi lebih cepat sampai tujuan karena lebih mudah untuk dilalui, namun jangan lupa, pandangan yang terus ke depan dengan kecepatan yang sama membuat kita lebih mudah mengantuk dan lebih mudah lelah, jenuh dan bosan.

Selalu ada kelebihan dan kekurangan pada setiap pilihan. Selalu ada benar dan salah pada setiap keputusan, dan sebenarnya yang terjadi adalah setiap keputusan yang kita ambil adalah benar meski itu salah, tapi bisa juga salah meski itu benar.

Apakah kita lantas menyalahkan salah satunya atau membenarkan keduanya? Ya itu kembali lagi pada nuranimu, mau memilih jawaban yang mana menurut hati kecilmu di sana. Sebab memang tidak bisa dipisahkan salah satu dan keduanya adalah sepaket resiko kehidupan.

Tunggu sebentar, jadi maksudnya, sebuah ‘benar’ pun adalah resiko? Mungkin pertanyaan ini terselip saat ini. Menurutku, iya, benar adalah sebuah resiko. Resiko yang kita terima dari sebuah keputusan yang bisa jadi kita telah mengorbankan sesuatu dibalik pengambilannya. Keputusan kita benar, tapi kita me’mutus’kan sebuah pilihan lain yang akhirnya tidak kita pilih alias kita abaikan. Walaupun sebenarnya itu adalah benar dan sudah kita pikirkan matang-matang sebelum akhirnya percaya dengan apa yang kita pilih. Jadi, benar adalah resiko. Begitupun dengan salah, jelas sekali dia adalah resiko yang ingin rasanya dihindari tapi bagaikan anak kecil yang penasaran dan ingin sesuatu, ia justru selalu menguntit ke manapun kita pergi.


Yogyakarta, 27 September 2020, 20.23 WIB
Catatan Rian Nofitri

4 comments:

  1. Benar dan salah sebuah keputusan adalah lebih baik daripada tidak mengambil keputusan sama sekali, ya. Tidak mengambil keputusan juga berarti bisa benar dan salah. Hehehehe.

    ReplyDelete
  2. Semua kembali pada hasil keputusan itu sendiri terkadang keputusan yang dianggap salah bisa membawa hasil yang menguntungkan kita, hehe.

    ReplyDelete
  3. Bisa jadi yang benar itu salah di mata kita, dan bisa jadi yang salah di mata kita adalah benar di mata Tuhan. Nice article :)

    ReplyDelete

Berkomentarlah seperti kalian bertamu ke rumah seseorang. Adab yang baik menimbulkan kesan yang baik pula. Terima kasih.

Rian Nofitri

Powered by Blogger.