 |
cover disc yang gue bikin |
Sebagai kelas 3 SMK, gue dan
temen harus menghadapi persiapan-persiapan yang banyak banget, mulai dari
PRAKERIN (magang), TA (tugas akhir/karya untuk pameran), dan ujian ujian
termasuk UN.
Mulai bulan Juli sampai
September besok adalah masa kami Prakerin, gue sendiri masih Prakerin di salah
satu kampus seni rupa dan desain di daerah Jogja, tepatnya di Jl. Kaliurang Km. 12,5 yaitu di Kampus PPPPTK
Seni dan Budaya, disana gue tetep ambil DKV, jadi disana semacam kayak belajar
di sekolah, gue yang kebetulan sama temen sekelas, Rahma namanya dikasih
beberapa tugas yang emang materi dari DKV juga, dari proses manual sampai ke
komputer dan di print. Agustus udah hampir habis dan itu berarti masa Prakerin
gue tinggal 20 hari lagi karena disana cuma 5 hari kerja. Selama bulan
Juli-Agustus ini gue sama Rahma dibimbing sama Kepala Studio DKV-nya langsung,
namanya pak Sagiran, entah gimana bisa dan nggak nyangka juga, pak Sagiran atau
sering dipanggil pak Sagi itu ternyata bapak dari mbak Mayang, kakak kelas gue
yang udah lulus tahun kemarin di SMSR. Sempit banget dunia ini, begitu kata
orang. Setelah semua materi udah di berikan dan udah selesai, file softcopynya
disuruh masukin ke bentuk CD dan diberi cover sesuai keinginan, desain sendiri
maksudnya, sedangkan yang manual cuma dibukukan dijadiin semacam kliping tugas
gitu. Selanjutnya nanti bulan September udah beda lagi pembimbingnya, yaitu bu
Eni, gue kurang tau sebenernya bu Eni bagian dan posisinya sebagai apa tapi
kalau selama ini gue menilai beliau orangnya asyik dan supel banget, cantik
juga sih. Walaupun sedih juga karena saat-saat seperti ini malah gue dan Rahma
dapet kabar bakalan ikut seleksi LKS DGT lagi, seneng juga ikut seleksi lagi
tapi sedih juga pas sama bu Eni waktu gue berkurang.
Nah, setelah nanti Prakerin udah selesai, kelas 3 ini
bakal langsung ditemuin sama hal yang sebenernya bikin lebih pusing lagi yaitu
TA (tugas akhir). Tugas akhir ini adalah program tahunan kelas 3 untuk semacam
perpisahan dengan ngadain acara pameran yang setiap siswa kelas 3 harus
ngumpulin karya yang nantinya bakal di pamerkan. Karena gue jurusan DKV, pasti
karyanya nggak jauh-jauh dari all about DKV #yaiyalah. DKV itu apasih? Banyak
pengertian DKV
sebenernya, tapi garis besarnya adalah suatu bentuk komunikasi visual
yang menggunakan gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan seefektif
mungkin. Dalam desain grafis, teks juga dianggap gambar karena merupakan hasil
abstraksi simbol-simbol yang bisa dibunyikan. Desain grafis diterapkan dalam
desain komunikasi dan fine art. Seperti jenis desain lainnya, desain grafis
dapat merujuk kepada proses pembuatan, metoda merancang, produk yang dihasilkan
(rancangan), atau pun disiplin ilmu yang digunakan (desain).
Seni desain grafis mencakup kemampuan kognitif dan keterampilan visual,
termasuk di dalamnya tipografi, ilustrasi, fotografi, pengolahan gambar, dan
tata letak.
Jadi, maksud gue disini, DKV
bisa membuat karya antara lain: Poster, Ilustrasi, Produk Advertising,
Packaging, Majalah, Mading, Sablon, Fotografi, Videografi juga bisa, dll.
Tapi, masalahnya disini adalah
gue sendiri bingung mau bikin apaan. Setelah ngelihat tahun lalu itu, rasanya
semua karya udah mainstream dan cuma identik dengan poster, sedangkan pengamat
yang dateng ke pameran juga kurang memahami dan menilai lebih dari hasil sebuah
karya DKV, entah kenapa, gue berpikir karena SMSR itu sendiri identik dengan
Lukis, jadi masyarakat kebanyakan memandang SMSR itu pasti “lukisan”nya
bagus-bagus, sedangkan jurusan di SMSR itu sendiri nggak cuma lukis yang
dipelajari, ada DKV, Animasi, Kriya Kayu, Keramik, Patung, dan Lukis itu
sendiri. Tapi ketika ada acara-acara formal yang besar (misal: pameran) pasti
masyarat dan anak-anak di SMSR sendiri lebih tertarik buat llihat karya lukisan
daripada karya lain dari jurusan lain. Apalagi kalau DKV / Animasi, kalau DKV
sendiri cuma identik poster kebanyakan, yaa seberapa nilai dari poster itu
sendiri kayaknya cuma dilihat sekilas dan dibaca, terus udah. Animasi juga
gitu, apalagi karyanya harus memutarkan film/hasil akhir pembuatan animasinya
itu, mana betah anak-anak yang segitu banyak harus mengkerumuni satu LCD kecil
gitu, mungkin kalau yang tertarik dan mau itung-itung duduk doang bakalan lihat
hasilnya, lah kalau yang enggak pasti juga cuma lewat doang. BEDA BANGET sama
karya lukisan dari jurusan Lukis, kalau ada pameran gitu, mereka paling lama
ngamatin karya lukisan, sampai dipikir gimana bikinnya, dll. Jurusan lukis itu
anak didiknya banyak (20+, 30+) dan hampir semua karya diterima disana,
sedangkan kayak jurusan patung, kayu atau keramik gitu harus dipilih-pilih dan
diseleksi dulu baru bisa buat pameran, padahal muridanya nggak lebih dari 20
bahkan ada yang cuma kurang dari 15.
Bukan merasa dianak tirikan atau
gimana tapi apa bedanya gitu, cuma karena keidentikan SMSR dengan lukisan,
terus karya yang paling layak terima cuma lukis. Disini bukan maksud gue
ngejudge SMSR sekolah gue sendiri tapi cuma kasih masukan aja dan keluhan gue,
oh tambahan, ini juga keluhan salah satu guru.
Gue jadi bingung mau bikin apa
buat karya pameran nanti. Semoga dalam waktu dekat udah bisa dapet konsep. Aamiin.
http://4.bp.blogspot.com/-Mcy-6Go-WhE/UZmINgOTP8I/AAAAAAAAAkU/ek84Ky95qx0/s1600/g.gif
ReplyDelete;k
ReplyDelete:k
ReplyDelete