Jelajah Wisata dan Kemah di Candi Gedong Songo

Berbicara tentang jelajah wisata ke Candi Gedong Songo, Semarang, Jawa Tengah. Sebelum dinamakan Gedong Sembilan (Gedong Songo), kompleks percandian ini bernama Gedong Pitoe (Gedong Tujuh), karena awalnya ditemukan cuma ada tujuh kelompok bangunan. Setelah ada penemuan dua kompleks baru, candi pun dinamai Candi Gedong Songo yang berarti sembilan kompleks bangunan. Namun saat ini yang bisa dilihat oleh wisatawan hanyalah lima kompleks, sebab empat kompleks lainnya tinggal puing-puing dan sudah diamankan oleh Dinas Purbakala. Untuk menikmati keseluruhan bangunan candi ada dua cara yang bisa ditempuh, yang pertama adalah berjalan kaki sepanjang 4 km menyusuri jalan berbatu mulai dari Candi Gedong I hingga Candi Gedong V, atau menunggang kuda dengan rute sebaliknya. [Referensi: http://semarang.yogyes.com/id/see-and-do/archaeological-sight/candi-gedong-songo/]


Pertama-tama gue mau cerita tentang gimana perjalanan gue bisa sampai ke daerah gunung Ungaran.
Traveling atau hiking adalah hobby gue juga selain hobby nulis eh ngetik, nah kesempatan kali ini, gue yang menjadi anggota Dewan Ambalan pramuka di sekolah seni tampat gue belajar sehari-harinya, gue punya kesempatan jadi koordinator kegiatan Kemah Wisata Karya SMSR Yogyakarta. Bangga? Jelas! Tapi lo harus tau, beban jadi koordinator kegiatan atau seksi yang paling penting dan berpengaruh terhadap kegiatan itu sendiri jadi tantangan buat gue dan berat juga dari sisi tanggung jawabnya, karena kalau semua rencana yang udah disusun nggak berjalan sesuai jadwal, gue juga yang harus atur ulang semua planning B nya. Belum nanti setiap akan dan setelah selesai satu kegiatan harus ada diskusi dan evaluasi, selain itu juga harus memantau jalannya kegiatan dan mengawasi panitia pendamping peserta yang kurang dalam berperan ditugasnya. Agenda kemah kali ini adalah acara kedua gue dalam berperan sebagai seksi kegiatan, yang dulunya gue cuma jadi anggota di seksi ini, sekarang justru gue yang jadi koordinatornya. Kendali semua acara di kemah adalah urusan yang harus diselesaiin sama gue dan ‘anak buah’ gue hahaha. Perjalanan menuju Candi Gedong Songo yang menggunakan transport bis pariwisata ini memakan waktu yang lumayan, dari jam 8 berangkat dan disana pukul 11, iya sekitar 4 jam diperjalanan. Gue dapet nomer bis paling akhir yaitu bis 4, ya nggak apa-apa sih, disini anak-anaknya ternyata gokil-gokil juga, adik kelas yang emang seru-seru orangnya bikin suasana di bis jadi nggak garing.


Pas dipertengahan jalan yang macetnya panjang banget banget, gue lihat ada mobil ambulance yang mencoba buat menerobos macet itu, mungkin emang lagi gawat darurat banget jadi kondisi jalan yang darurat aja diterobos walaupun dengan susah payah.


Diperjalanan ini gue nggak akan cerita banyak karena gue sempet ketiduran lama ternyata hahaha. Singkat cerita gue dan rombongan udah sampai di gerbang atau gapura Candi Gedong Songo, walaupun sebelumnya gue dan temen-temen harus jalan lewat tanjakan yang jauh dan naik. Semangart!

 


Setelah istirahat dianggap cukup, gue harus oprak-oprak panitia pendamping peserta buat ingetin mereka untuk mendirikan tenda sebelum acara upacara pembukaan.




Pertama kali melihat suasana di daerah wisata Candi Gedong Songo ini bener-bener takjub dan subhanallah banget, gue merasa deket sama Sang Pencipta, kenapa bisa gue bilang gitu? Karena tempat yang buat kemah kali ini itu bener-bener menghadap gunung Ungaran yang tinggi, besar dan hijau!
Tanaman di sekitar lahan Candi Gedong I bener-bener memikat orang buat terus menerus penasaran agar menjelajah sampai candi terakhir!

Mendekati hari kedua sebagaimana hari yang gue tunggu-tunggu sejak awal kegiatan, yaitu kegiatan Wade Game di sekitar candi Gedong Songo. Wade game itu apa? Wade game itu semacam kegiatan diluar area bumi perkemahan atau bisa disebut outbound juga, tapi wade game kali ini adalah jalan mendaki keliling jalan setapak yang membawa gue dan rombongan sampai ke para candi disana, dan disetiap candi bakalan ada panitia yang jaga untuk sekedar istirahat sambil diisi permainan atau tantangan untuk para peserta kemah. Kalau tahun lalu gue yang cari dan survei rute buat wade game, kali ini giliran anggota dari seksi kegiatan yang cari, karena gue koordinatornya jadi sekedar tunggu laporan dari mereka.

Oh ya, sebelum shubuh, gue dan beberapa temen sempet jalan-jalan disekitar area bumi perkemahan, suasana pagi yang dingin, masih gelap, banyak suara ayam jantan yang bersaut-sautan, dan udara yang masih fresh ditambah gue bisa lihat beberapa gunung di Jawa yang pagi itu kelihatan jelas banget karena cuacanya kebetulan cerah.

Priiitt....Priiiitt...!!
Semua kumpul ke lapangan untuk sedikit dikasih instruksi dan setelah itu gue bareng beberapa panitia juga mulai ikutin rute di belakang peserta yang udah duluan jalan. Nggak lupa buat mengabadikan maha karya Tuhan, gue ambil beberapa foto disana, mulai dari candi Gedong I sampai candi terakhir. Kumpulan foto lengkapnya ada disini.

Tanjakan jalan yang bener-bener asyik dan cuaca yang sedikit panas bikin keringetan tapi walaupun ngos-ngosan di tengah jalan, gue nggak ngerasa beban berat karena perlu kalian ketahui kalau disetiap kanan kiri gue selalu ada pemandangan yang luar biasa keren dan pohon-pohon pinus yang begitu lebat. Gue cuma bersyukur, berdoa dan berharap biar semua ini tetap ada sampai anak cucu gue besok, dan masyarakat juga nggak mencoba buat merusak alam yang indah itu, entah dari tebang pohon, pembangunan rumah disekitar area candi Gedong Songo atau alesan lain.

Kalau bicara tentang candi itu, pasti udah nggak asing dan gambarannya adalah semacam area percandian di Prambanan atau Borobudur, tapi di Candi Gedong Songo ini tempatnya nggak gitu, disini candinya menyebar di berbagai tempat, jadi kalau mau lihat candinya harus keliling kawasan gunung Ungaran lewat jalan setapak yang udah dibuat khusus. Kalau untuk para pengunjung atau wisatawan yang ingin keliling candi tanpa rasa capek, bisa naik kuda nih. Iya, disini ada semacam penyewaan kuda yang biayanya juga relatif murah untuk kalangan wisatawan, karena selain bisa melihat keadaan diatas yang indah, kalian bisa juga ngerasain nunggang kuda, walaupun masih ada pendamping kudanya yang jagain kalian.



Kalau kalian kesini dan udah berada di pertengahan perjalanan, kalian bakalan dapetin area lapangan luas yang ada didepan hutan pinus, disana ada beberapa rumah antik yang gue sendiri nggak tau berguna buat apa karena waktu itu sepi nggak ada aktifitas warga. Gue sempet istirahat lama karena disana ada panitia yang bakalan ngadain outbound di area tersebut dan gue juga menikmati permainan mereka dan alhasil gue ikut campur buat jadi panitia di pos outbound itu hahaha, seru dan bikin betah lama-lama disana.

Karena tuntutan waktu yang makin siang dan puanas, gue langsung melanjutkan perjalanan ke bawah, sebelum nyampai ke candi berikutnya, gue ketemu tempat yang ternyata ada kolam pemandian air panas. Woah, rasanya pengen nyoba tapi apalah daya gue bukan wisatawan yang santai tapi karena tugas jadi bisa nyampai ditempat itu. Selain ada kolam pemandian air panas itu, ada juga semacam dinding gunung Ungaran yang ngeluarin asap putih tebal, bunyinya yang geram banget suaranya dan aliran air yang sedikit kotor ditambah lagi bau belerang yang bener-bener menyengat banget! Tapi inilah posisi ternikmat, kenapa gitu? Karena kalau ke gunung tapi belum nyium bau belerang pasti cuma bohong tuh ceritanya hahaha.
Nah, karena perjalanan terus berlanjut, gue terus ikutin rute yang udah dibuat, disetiap candi yang gue lewati selalu ada papan yang berisi slogan tentang cagar alam. Salah satunya adalah slogan yang berbunyi “Benda cagar alam adalah sumber ilmu pengetahuan yang tak ternilai harganya”







Tuh, makanya kadang gue suka kasihan sama orang-orang yang belum tau seberapa pentingnya cagar alam yang seharusnya dijaga tapi malah dirusak seenaknya. Nggak kebayang gimana mau sukses negaranya kalau masyarakat aja kurang pengawasan terhadap lingkungan sendiri. Sebenernya, Indonesia itu negara kaya akan cagar budaya, cagar alam, dan Indonesia juga terbukti negara kaya akan keindahan alamnya. Bahkan nggak harus keluar negeri untuk menikmati suasana pantai misalnya, lihat aja ke Lombok, atau Raja Ampat Papua, bisa juga yang hobby hiking (mendaki), banyak gunung-gunung yang punya keistimewaan tersendiri untuk dinikmati keindahannya dan dijejaki badan gunung itu untuk merasakan gimana pengaruhnya terhadap alam.

Setelah gue hampir sampai di penghujung jalan rute Wade game ini, sempet nemu papan yang bertuliskan Situs Air Suci, wah pasti airnya masih murni banget. Tapi karena saking capeknya, nggak sempet buat turun buat lihat dan cobain air suci itu.

Akhirnya setelah beberapa jam gue berada di punggung gunung Ungaran, sampai juga di bumi perkemahan lagi. Kebetulan acara selanjutnya adalah melukis bersama. Ya, karena sekolah gue adalah sekolah seni di kota pelajar, jadi pas kemah pun kayak punya tanggungan harus meninggalkan karya di daerah tersebut, dengan cara melukis tong sampah dan melukis di kain yang udah disediakan. Kain ini gue dan temen-temen panitia lain yang pasang, berat juga kainnya haha. Berikut adalah ilustrasai yang gue dokumentasikan dari perjalanan tadi sampai kegiatan di BuPer:


Untuk tau lebih banyak foto tentang kegiatan jelajah wisata gue di Candi Gedong Songo dan apa aja kegiatan gue disana, bisa kalian buka gallery gue.

Selama disana, setiap kegiatan, pagi hari, sore hari, gue dan temen-temen ada kegiatan untuk stel musik dan request lagu, jadi nggak bosen juga, apalagi request lagunya bisa sekalian kirim-kirim salam, wih banyak lho yang kirim salam buat semangatin doinya hahaha. Jadi systemnya para panitia seolah-olah jadi penyiar radio “Radio saluran SMSR FM” gitu, terus nanti yang mau request atau kirim salam bisa SMS ke nomer salah satu panitia yang nomernya bakal disebutin sebagaimana kalau kalian denger siaran-siaran di radio, atau bisa dateng langsung ke tenda. Itu semua berupaya biar para peserta nggak bosen dan sekalian semangatin mereka untuk terus ikut kegiatan lain. Acara ini semua adalah hal keren yang bisa gue alami lagi sebagai seorang pelajar.

Dalam mengisi waktu luang, gue juga udah susun rencana untuk ngadain lomba masak ubi antar sangga (kelompok) peserta. Sekolah seni dan anak-anaknya yang seniman bukan berarti nggak bisa masak lho, perlu dicatet, mereka pinter-pinter masaknya, sebagai bukti adalah mereka bisa mengkombinasikan sebuah ubi jadi berbagai makanan siap saji dan rasanya pasti nggak kalah enak.


Masih ada satu hari lagi sebelum gue meninggalkan tempat keren ini, dan malam kedua ini acara puncaknya adalah api unggun dan pentas seni dari peserta dan panitia. Intinya seru-seruan dimalamnya gunung Ungaran. Kebayang ngak sih gimana serunya? Yang pasti seru banget walaupun sempet garing juga di awal-awalnya hahaha. Perform mereka keren-keren, ada yang nyanyi dan gitaran, pantomim, dll.

Sempat kepikiran gue selama ini ngapain aja dan rasanya kurang banget bersyukur sama apa yang di dapat dan di alami, setelah dapet renungan dari guru, gue sadar kalau masih banyak alam yang perlu diperhatikan, waktu itu (malam itu) gunung Ungaran kelihatan gelap banget dan sepi, kegiatan warga juga udah nggak ada yang naik turun gunung lagi. Walaupun begitu, temen-temen SMSR Yogyakarta ini tetep aja ramai dan susah tidur karena kemungkinan ada temen ngobrol dan asyik sama obrolannya.

Sampai pada hari terakhir (hari ketiga) di daerah Semarang, gue dengan perasaan yang sebenernya masih pengen bermalam lagi memutuskan untuk pulang juga ikut rombongan. Yaiyalah. Beres-beresin barang dan bongkar tenda adalah hal paling males buat gue, tapi mau gimana lagi, harus tetep semangat! Jangan lupa untuk tetap jaga kebersihan ya, berwisata bukan berarti membuang limbah ketempat lain, tapi justru harus lebih bisa menjaga dan merawat lebih baik. Acara ditutup dengan upacara penutupan dan dilanjutin perjalanan turun ke bawah biar bisa naik bis untuk pulang. Karena bis atau truk nggak bisa naik karena kondisi jalan yang naiknya/turunannya terlalu curam.

Disitulah gue merasa capek banget seketika perjalanan pulang, padahal disana waktu kegiatan, capek aja nggak kerasa berat banget gini, tapi waktu pulang semuanya kayak mau copot dari badan.
Begitulah perjalanan gue menjelajah wisata Candi Gedong Songo di daerah gunung Ungaran, Semarang, Jawa Tengah.

Note: Lelah itu bagian dimana setelah gue merasa puas dengan keagungan alam dari Sang Pencipta.
Mari jaga, rawat dan lestarikan cagar budaya Indonesia!

4 comments:

  1. widih kemah di candi dan alam itu selalu memberikan kesan yang berbeda ya tentunya kita sebagai generasi muda wajib menjaga dan melestarikannya keindahannya ^^

    ReplyDelete

Berkomentarlah seperti kalian bertamu ke rumah seseorang. Adab yang baik menimbulkan kesan yang baik pula. Terima kasih.

Rian Nofitri

Powered by Blogger.