30DaysSaveEarth: Gazprom Mengganggu Habitat Beruang Kutub

Days 9:


Kalau melihat situasi di bagian Rusia, kalian akan mendapatkan berita yang sedang menggemparkan beberapa media dan negara. Dalam kasus kali ini, ada semacam aktivis Greenpeace yang melakukan unjuk rasa untuk menghentikan sebuah kegiatan pengeboran minyak milik Gaprom di Samudra Artik. Aktivis Greenpeace ini melakukan protes karena mereka bilang, bahwa pengeboran minyak ini dapat mengakibatkan resiko tumpahnya minyak mentah yang dapat menganggu habitat beruang kutub, anjing laut dan beberapa burung langka yang terdapat di Samudra Artik.

"Kehancuran Artik akibat kebocoran minyak tinggal menunggu waktu," kata Sinis Saarela, salah satu aktivis Greenpeace.
Gazprom sering menjadi tudingan para aktivis lingkungan Rusia yang mengatakan bahwa Gazprom tidak memedulikan ancaman bahaya yang ditimbulkan saat mereka mencarai sumber energi terutama pada lokasi-lokasi yang makin terpencil.

***


Kalau gue kutip dari kompas.com, ada beberapa pernyataan yang kemungkinan ganjal dan terkesan mempermasalahkan unjuk rasa yang dilakukan Greenpeace, berikut isi kontennya:
Kelompok yang termasuk didalamnya seorang warga Tasmania, Colin Russell dan warga Australia kelahiran  Inggris Alex Harris, ditahan pekan lalu, setelah aparat keamanan Rusia merangsek naik ke kapal Greenpeace yang tengah menggelar aksi unjuk rasa menentang raksasa energi Rusia Gazprom.
Otoritas Rusia Selasa kemarin mengatakan kelompok itu akan dikenakan dakwaan dengan pasal perompakan.
Meski demikian, komentar Putin ini tidak mengubah dakwaan yang dikenakan terhadap para aktivis organisasi lingkungan tersebut.
"Saya tidak tahu detail apa yang terjadi, tapi sudah jelas kalau mereka memang bukan perompak,” kata Putin dalam Forum Arctic Internasional di kawasan Salekhard, bagian utara Rusia.
Namun Ia menambahkan, “Tindakan kelompok ini jelas melanggar norma hukum internasional."
Putin mengatakan nilai para aktivis Greenpeace ini berusaha memanjat anjungan minyak lepas pantai Gazprom yang sangat berbahaya.


***

Jika kalian melihat lebih jauh berita yang sedang beredar ini, kalian bakalan tau beberapa hal yang bisa mempertimbangkan permasalahan tersebut, karena tindakan yang dilalkukan aktivis Greenpeace ini tidak keseluruhan menjadi sebuah tindakan pelanggaran hukum.
Setelah melihat diberbagai referensi media berita, gue mengutip dan menyimpulkan kalau Gazprom itu merupakan perusahaan gas terbesar di dunia, perusahaan ini sudah banyak meningkatkan produksi minyak mentah selama kurang lebih beberapa tahun terakhir termasuk tahun ini. Oleh karena itu, tindakan ini menggambarkan sebuah ladang minyak Prirazlomnaya sebagai simbol penting dalam aksi pengembangan taktik atau strategi bisnis minyak tersebut. Namun tindakan yang semakin tahun tidak memperhatikan keseimbangan ekosistem laut bisa sangat menyebabkan kerusakan lingkungan dan matinya species yang hidup di dalamnya. Hal ini justru yang perlu diperhatikan oleh perusahaan yang sedang berkembang-kembang dalam melakukan bisnis besar, bukan malah berbuat ceroboh tanpa pemikiran resiko yang dapat berdampak pada beberapa habitat hewan dan lingkungan itu sendiri, terutama laut/samudera yang maish murni tersebut. Apalagi tindakan pengeboran minyak yang khawatir akan terjadi tumpahan minyak ini bisa memicu bencana ekologi di kawasan itu sendiri dan sekitarnya.

Aktivis Greenpeace mengenakan kostum beruang raksasa kutub melakukan unjuk rasa di depan kantor pusat Gazprom

Dalam aksi demo yang dilakukan Greenpeace ini, beberapa anggota Greenpeace telah mempersiapkan diri dengan menggunakan kostum beruang raksasa kutub putih berbulu, beruang tiruan ini berguling-guling di salju buatan yang sudah mereka siapkan sebelumnya, lalu beberapa anggota yang lain juga menunjukkan aksi lainnya dengan dirantai di pagar dekat kantor pusat peusahaan energi raksasa rusi, Gazprom, Moskow tengah. Para aktivis sangat menentang upaya Pemerintah Rusia yang melakukan pengeboran minyak di Kutub Utara.

"Eksplorasi minyak di Kutub Utar pasti akan menghancurkan kawasan itu. Karena itu, Greenpeace ingin menciptakan zona konservasi di sekitar Kutub Utara," kata Roman Dolgov selaku koordinator Greenpeace Rusia. 
Demonstran juga tidak lupa membawa perangkat demo seperti plakat-plakat yang bertuliskan, "Miller Your Diller is an Arctic Killer," atau "Miller, pengebor-pengebor kalian adalah pembunuh di Kutub Utara," pesan yang ditujukan untuk Direktur Gazprom Alexei Miller.

Adapula aksi memasang spanduk besar yang dipasang di pagar Gazprom dengan tullisan, "Gazprom Kill Arctic."

Seperti yang gue baca di VOA Indonesia:
Menurut  Survei Geologi Amerika, kawasan  utara  Kutub Utara  mengandung  lebih dari  90 miliar barel minyak dan lebih dari satu setengah trilyun kaki kubik gas alam.

Setidaknya dalam hal ini dan kasus yang dituding sebagai perompakan yang dilakukan Greenpeace sangat tidak adil dan kurang memperhatikan segi positif dari aksi mereka. Namun seperti yang dijelaskan sumber,  "Tidak ada keterangan mengenai tuduhan apa yang akan dikenakan pada para demonstran. Sebelumnya, tahun ini. Majelis Rendah Parlemen Rusia, Duma,  menaikkan  denda  bagi orang-orang yang terlibat dalam demonstrasi-demonstrasi sebanyak 150 kali lipat, sehingga melebihi  gaji rata-rata seorang pegawai Rusia."

Dengan cerminan kasus tersebut, gue sangat mempertimbangkan dan bisa jadi mendukung para aktivis dalam upaya penyelamatan ekologi di kawasan Kutub Utara yang merupakan habitat para hewan laut untuk terus hidup dan berkembang. Hewan laut seperti beruang kutub, anjing laut dan burung-burung langka yang ada di kawasan tersebut sangat memprihatinkan jika harus ada kegiatan yang sekalinya merugikan mereka. Anggap saja kepunahan sudah diambang pintu, apa yang akan terjadi selanjutnya? Bisnis yang mungkin berkembang tapi faktor ekosistemnya justru menghilang.

Tulisan ini dalam rangka event #30DaysSaveEarth yang di selenggarakan oleh @jungjawa dan @unidzalika

No comments:

Berkomentarlah seperti kalian bertamu ke rumah seseorang. Adab yang baik menimbulkan kesan yang baik pula. Terima kasih.

Rian Nofitri

Powered by Blogger.