Days4:
Postingan kali ini akan membahas tentang sebuah penghematan
atas sebuah benda yang sangat familiar di kehidupan sehari-hari, entah di
rumah, kamar, sekolah, tempat kerja, pasar atau manapun. Setelah sebelumnya
membahas tentang
Teknologi Pemicu Radiasi dan
Tanaman Perlu Minum Susu,
sekarang kembali kepada tips untuk menghemat kertas dalam penggunaan
sehari-hari.
Nggak perlu baru tapi membantu, itulah semboyan yang aku
kira emang pas untuk postingan kali ini, semboyan yang muncul setelah melihat
beberapa tumpukan kertas di laci meja kelas dan tong sampah. Sebagian orang
mungkin memang sudah mengetahui jika pembuatan kertas itu adalah dengan bahan
dasar kayu, kayu yang diolah seratnya hingga sangat tipis dan dijadikanlah
sebuah kertas, dan kertas ditumpuk untuk dijadikan satu hingga menyerupai buku
dan memang berbentuk buku. Bukupun terdapat macam-macam kegunaannya dan hampir
setiap ruangan akan ada buku kecuali kamar mandi, jika di kamar mandi biasanya
orang hanya akan membawa koran atau majalah, hehe.
Kembali ke kertas, kertaspun sebenarnya banyak macamnya,
seperti kertas Ivory, Art Paper, Letter, HVS, Buram, kertas emas, Manilla,
kertas kado dan kertas-kertas lainnya yang hampir sejenis. Jika melihat beragam
jenis kertas tersebut pasti beragam juga kegunaannya, kertas ivory untuk
mencetak sebuah poster atau karya digital seperti hasil fotografi atau mencetak
foto, kertas HVS yang setiap hari hampir ada saja orang yang menggunakannya
entah hasil dari fotokopian, dari hasil skets-skets menggambar, menulis, atau
kegunaan lain. Jika dalam keseharian kita akan disuguh beberapa materi yang
mungkin membutuhkan bahan sebagai bahan dasar menulis, pasti kita akan mencari
sebuah kertas yang masih kosong atau bahkan baru dan bersih agar tulisan
terlihat rapi dan bersih, tindakan ini memang bagus dan sangat menjaga kerapian
dalam menulis namun sayangnya tidak menjaga keseimbangan penggunaan kertas dan
pertumbuhan kayu. Dalam artian begini, menulis itu memang penting untuk
mencatat sesuatu yang dianggap penting untuk dicatat, namun tidak harus menggunakan
sesuatu yang masih baru.
Banyak metode yang sebenernya bisa digunain didalam
meminimalisir kertas, antaranya :
Bagi seorang pelajar, buku yang dari semester lalu masih
banyak yang kosong, sobek saja atau biarkan tetap disitu lalu kumpulkan jadi
satu hingga menjadi sebuah note atau buku yang baru.
Dibawah ini adalah contoh dari hasil temenku yang membuat buku (note) dari kertas-kertas bekas yang sekiranya masih bisa digunakan dan masih banyak yang tersisa.
Atau sebuah HVS yang masih banyak bidang bersih dan
kosongnya, kumpulkan jadi satu dan memungkinkan untuk sekedar mengambil bagian
yang bersih saja jadi potonglah bagian yang masih kosong itu sesuai keinginan
lalu bukukan hingga dapat dipakai kembali, kalau perlu hiasi bagian covernya
dengan menggunakan kertas lain yang cukup pantas membuatnya menjadi layak
pandang.
Untuk mahasiswa atau orang-orang yang sudah bekerjapun sama, atau yang
cuma di rumah, juga demikian.
Bahkan di rumah pasti banyak banget yang namanya
kertas bekas yang masih bisa dipakai.
Usahakan juga untuk menggunakannya secara hemat, maksudnya,
jangan menulis secara acak di seluruh bidang HVS, karena hanya akan banyak
membuang sisi yang masih (sebenarnya) bisa digunakan untuk menulis/menggambar.
Perhatikan gambar A dan gambar B berikut:
 |
gambar A |
 |
gambar B |
Usahakan juga untuk menulis secara konsisten di setiap
halaman kertas, jadi jangan menulis hanya dibagian kanan / kiri terus dan yang
di sebaliknya kertas yang udah bertuliskan tadi dibiarkan kosong nggak mau buat
nulis lagi dan langsung ganti halaman. Wah ini boros banget.
Lihat aja perbandingannya di gambar berikut:
Setelah memang rasanya udah nggak layak pakai lagi, mulailah
memilah kertas dari segi ketebalannya.
Mungkin kertas seperti HVS bekas yang sudah tidak dipakai
dan sudah penuh, bisa dijadikan sebagai karya-karya yang dapat dikembangkan,
mungkin membuat mainan dari sebuah kertas seperti burung, pesawat, kapal, karya
untuk gantungan di depan pintu kamar atau jendel dan lainnya, jika memang
dirasa tidak penting, bisa dikumpulkan lagi jadi satu dan dijual, selain kita
dapat uang, kertas itu pasti akan masuk ke pengolahan kertas kembali dan
dijadikan sesuatu yang berguna. Seperti membuat piring dari gulungan kertas yang
digulung sangat kecil dan padat atau dibuat karya yang lain, tapi jika tidak
mau repot ya bisa langsung dibakar saja :))
Dari kertas yang tebal seperti kardus atau wadah-wadah snack
yang berbentuk kardus kecil, bisa digunakan lagi untuk kebutuhan lain, mungkin
suatu saat ada keluarga, teman atau tetangga yang berulang tahun, wadah itu
bisa digunakan untuk membungkus kado dari kalian, jadi tidak perlu membeli
wadah kado yang ada di toko jika memang duitnya ingin dihemat juga.
Gunakan barang-barang seperti ini:
Tulisan ini dalam rangka event #30DaysSaveEarth yang di selenggarakan oleh @jungjawa dan @unidzalika
Yeah. Be paperless generation.
ReplyDeleteyeay!! :D
Deleteduuuh, aku sering ni ngumpulin kardus-kardus yg tebelan gitu, ujung2nya buat bungkus kado :D
ReplyDeleteWah bagus tindakan mbak Dian ini, pertahankan! :D
Delete