Ajang Batik yang Mengharumkan Nama Indonesia

Selamat Hari Batik Nasional, Indonesia. Dalam rangka memperingati hari Batik Nasional ini, banyak acara yang diberikan dari berbagai daerah atau wilayah untuk ikut serta memeriahkan dan menyambut hari special dan bersejarah ini. Berbagai kota sudah mempersiapkan berbagai ragam kegiatan yang didasari dengan Batik, entah itu festival membatik, membatik bersama anak SD, sampai siswa dari sekolah-sekolah SMP dan SMA/K memberikan apresiasi dan keunikan acara dalam Hari Batik Nasional kali ini yang tentunya tidak kalah menarik dengan tahun sebelumnya.


Berbagai acara tersebut terutama di daerah Jogja dan Solo sudah aku rangkum di dalam artikel ini untuk mempermudah mengetahui apa saja yang telah diberikan para masyarakat Indonesia untuk memperingati Hari Batik Nasional.

Yogyakarta,
Senin pagi, Hari Batik Nasional dan dengan bertepatannya Dirgahayu ke-257 Kota Yogyakarta, puluhan siswa SD mengikuti kegiatan membatik bersama di tengah kawasan Tugu Yogyakarta. Kegiatan membatik tersebut diawali dengan penorehan malam pada canting diatas kain oleh Kepala Dinas Kebudayaan DIY, GBPH Yudaningrat. Selanjutnya siswa-siswa tersebut dalam menggambar motif sesuai selera mereka masing-masing, entah dari suasana hati ataupun dari meteri yang mereka pelajari di sekolah.
 



Selain itu, Pemerintah Kota Jogja bersama Paguyuban Sekarjagad juga menggelar acara lain untuk Memperingati Hari Batik Nasional yang bertepatan di Monumen Batik Titik Nol Yogyakarta hari Rabu dini hari.
Acara ini dihadiri puluhan siswa SMA dan SMP dari SMSR, SMP Stelladuce I Jogja dan perajin batik se Kota Jogja. SMSR ini adalah sekolahku pribadi dan menjadi sekolah yang terpilih atau sekedar menjadi relawan untuk mengikuti acara bersejarah itu. Rasanya udah bangga bisa menjadi bagian warga sekolah ini, banyak acara-acara besar yang udah pernah diikutsertakan di dalam SMSR.
Siswa-siswa tersebut sempat memperagakan tarian Polska dengan menggunakan batik hasil karya mereka sendiri di monumen batik di sebelah selatan Gedung Agung Jogja itu.

Nggak cuma itu, acara tersebut dimeriahkan oleh demo membatik siswa SMSR dan iringan sajian musik dari kelompok musik rakyat.
Saat ditemui oleh salah satu wartawan di sela kegiatan membatik, siswa yang bernama Astri dari SMSR mengatakan bahwa membatik itu menyenangkan.

“Membatik itu susah susah gampang sebab membutuhkan kehati-hatian dan konsentrasi tinggi, lewat membantik saya bisa menuangkan perasaan saya.”
GBPH Prabukusumo yang juga pemilik museum batik Kraton Jogja. Ia mengatakan, menanamkan rasa bangga terhadap batik pada anak-anak merupakan langkah mendasar untuk melestarikan batik asli Jogja. Saat ini Batik tidak hanya identik dengan kaum tua, generasi muda harus ikut mencintai dan menggunakan batik.
“Batik Jogja sangat berbeda dengan batik dari daerah lain. Setiap pola batik dari Jogja mengandung makna dan filosofinya. Jadi kalau ada anak memakai batik tersebut harapannya akan dapat menjadi anak yang baik, luhur budinya dan mulia.”

Solo,
Hari Selasa kemarin, di Pasar Gede melakukan kampanye dengan busana batik untuk memperingati Hari Batik Nasional. Kampanye itu dilakukan di kompleks Pasar Gede, Solo. Dalam aksi tersebut, para bakul berharap Solo menjadi Ibukota Batik Dunia.

Selain itu, di hari Minggu sebelumnya sudah ada sejumlah seniman dan warga membatik bersama di Car Free Day Jl Slamet Riyadi Solo. Acara tersebut diselenggarakan untuk mempromosikan batik sebagai salah satu ciri khas Kota Solo. 

Nah, tidak hanya itu, masih ada acara lain yang lebih membanggakan Indonesia dari kota Solo sendiri. Yaitu dari Komunitas Red Batik Kota Solo yang tampil di ajang fashion show internasional. Mereka akan mejeng di pameran busana, dengan memamerkan busana khas Indonesia, batik.
Kali ini, mereka akan tampil di pameran internasional promosi pariwisata dan ekonomi kreatif di Tokyo, Jepang bulan September mendatang. Dengan menampilkan berbagai rancangan kostum berbahan dasar alami. 

Referensi bacaan : HarianJogja.com, Liputan6.com, SOLOPOS.com

3 comments:

  1. Kalau saya memakai batik ke kampus dan kaget nya cuman saya satu-satu nya yang makai batik di kelas hi hi hi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah itu tandanya cuma mas fadhly nih yang masih peduli dgn produk lokal :D salut!

      Delete

Berkomentarlah seperti kalian bertamu ke rumah seseorang. Adab yang baik menimbulkan kesan yang baik pula. Terima kasih.

Rian Nofitri

Powered by Blogger.